Selasa, 31 Maret 2015

Statement Guru Mulia Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidz Radhiyallahu Anhu




Tepat pukul 12.30 waktu Yaman, Habib Umar bin Hafidz mengeluarkan statement mengenai masalah perang di yaman :

Perang yang terjadi di Yaman merupakan sunnah nabi saw yang sudah terucap.
Perang ini merupakan fitnah akhir zaman bagian dari tanda-tanda akhir
zaman. Dan peperangan ini hanyalah permainan iblis kepada orang yang
lemah imannya.
Tetapi semua yang ada di Tarim, (Ahlu Tarim, santri-santri  dan yang berada di sini) sudah dijamin perkara dunia dan agamanya oleh kita ( Habib
Umar bin Hafidz) dan Al Ustadz Al A'dzam Al Faqih Al MuqaddamMuqaddam Muhammad ibn Ali Ba'alawy, Al Imam Al Muqaddam Ats Tsani Abdurrhaman As Seggaf. Al Habib Al Imam Umar Al Muhdhar dan Al Qutb Al Habib Al Imam Abu Bakr bin Abdullah Alaydrus. tak usah batin kalian terguncang. Bertahanlah disini jangan kalian pulang, kalian dalam lindungan Allah Rabbul 'Alamin.

Dan dalam perkumpulan ini marilah kita lantuntan kalimat
Ya Allahu Ya Allah karena itu lebih canggih dan mustajab dari seribu jet tempur yg
memborbardir Yaman.

Selama kalian tunaikan hak orang tua kalian dan mereka ridha maka kamipun ridha.
Dan orang yg shiddiq adalah orang yg bertahan bersamaku ( Habib Umar bin Hafidz).
Dan tetaplah di jalan yg di ridhai Allah Swt.

Mohon doanya wahai segenap pecinta.....

Sebarkan!

Kisah Pesawat kertas



Disepinggan rindu yang senyap
lantas lirih aku berkata
maaf sudah mengetuk pintu
dan duduk diruangmu yang sejuk

celoteh keajaiban yang tak terkira
kiranya Tuhan berbaik padaku ?

Sembilanbelas ribu kilometer
ku cium aromamu
ku ikut nalar ikuti jejak
ku cinta tak henti

berpayung langit terbangkan kisah pesawat kertas

:: 4 Juli 2010

Rini Intama

Sajak Pantai Utara, Hutan Bakau dan Aroma Cinta


Sudah di terbitkan dalam buku “RUANG JINGGA”
Antologi Puisi 12 Penyair Jingga
Penerbit : Q Publisher Jakarta

Sajak Pantai Utara, Hutan Bakau dan aroma cinta

Burung burung hanyut bercengkrama lepas dalam gairah yang sublim
diatas akar akar bakau yang menjalar
menyela kokoh dirawa berlumpur
memisah kejauhan dari debur ombak yang menderu

mengalun nyanyian cinta

Burung burung masih menyapa birunya mega dalam kenang
berkubang kisah metamorfosa alam
tentang tanah pantai, kuat cengkram akar bakau
tentang buih air pasang menyeret pasir

tentang tepian merindu nyanyian sang ombak

Getar sayap menari dalam liukan berenergi gelora yang memadu

ada riang kasmaran, lugu tawa merayu
terbang beriringan sayap sepundak menunduk ragu
menunggu rindu kumandang dendang
dan pelukan setumpuk jerami hangat

Kayu kayu api menyisakan kisah akar bakau

akhir Maret 2010
diBuku merah

Sajak Luka Negeri berkabut



Oleh: Rini Intama


Jingga kusuma hati

jingga api mengasap hitam

mengoyak pusaran amarah

yang habis sia- sia

menembang nada lara cemara tertiup angin

tanah basah memerah menyimpan luka-luka

batu kayu mengayun menyeret diri

tak kendali mengena kening tak berbaja

ratusan pedang niat ruwat menebas

tak menduga warna darah menetes tak tuntas

meretas perih dan luka

Marah api mengerat kalbu negeri berkabut

seperti tontonan di atas tungku

cerita negeri, cerita harga diri, harga tanah, harga monumen

dan harga sejarah lalu harga harkat mengapung tak berjunjung

harga hak azasi kabur melebur dalam debu-debu

derit nafas terus melaju

lupa kaki pada tanah berpijak, menuding berteriak

lupa diri pada negeri terkoyak, menyerapah mengoyak sanak

awan putih mengarak luka

makam dan aroma kamboja tetap membisu


2010

Senin, 30 Maret 2015

Nasehat Sayyidina Ali bin Abi Thalib KW

Assalamualaikum agan-agan semua
Sore-sore gini enaknya ngopi ya gan. Hehe.
Sambil menikmati secangkir kopi panas, ada kiriman di BBm ane dari seorang Habib.
Tentang kriteria siapa itu ahli dunia dan siapa ahli akhirat.



سأل رجل إلى سيدنا علي بن ابي طالب كرم الله وجهه ،كيف يعرف الانسانا هل هو من أهل الدنيا ام أهل الآخرة؟؟

فقال إمام علي كرم الله وجهه : إن دخل عليك ممن يعطيك شيئا ودخل عليك ممن يأخذ منك شيئا. ..

 فإن فرحت بمن أعطاك أكثر من فرحك بمن أخد منك فأنت من اهل الدنيا....
 و إن فرحت بمن أخد منك أكثر بمن أعطاك فأنت من أهل الآخرة. ...

Seseorang bertanya kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah...
Bagaimana mengetahui seorang manusia itu termasuk golongan ahli dunia (pecinta dunia) atau golongan ahli akhirat??

Lalu Sayyidina Ali menjawab :
Hal itu bisa diketahui bila ada seseorang datang kepadamu memberikan sesuatu dan juga orang datang kepadamu untuk mengambil sesuatu milikmu.

Apabila kau sangat senang dengan pemberian orang kepadamu dibandingkan senangmu kepada org yg mengambil hartamu maka ketahuilah kau termasuk golongan orang pecinta dunia (ahli dunia)

Apabila engkau lebih senang dengan orang yang mengambil hartamu dibandingkan dengan orang yang memberikan harta ataupun sesuatu itu maka ketahuilah engkau termasuk golongan ahli akhirat

Insya Allah bermanfaat untuk menjawab diri kita selama ini ada didalam golongan yg mana...

Sesungguhnya golongan yg pertama ini akan merugi dengan serugi-ruginya kelak di akhiratnya bila tidak memanfaatkan yang ia miliki di jalan Allah dengan beramal shalih..

Dan golongan yg kedua adalah golongan orang yang beruntung karena membelanjakan hartanya dijalan allah dan menjadi penyelamat kelak baginya seluruh hartanya yang di dapat dengan halal dan di bagikan kepada yg membutuhkan..

Nabi Muhammad SAW bersabda

حب الدنيا رأس كل خطيئة

"Cinta dunia adalah sumber segala kerusakan."

Penjelasan yang ane pahami adalah, bahwa ketika hati kita merasakan kepuasan dan kebahagiaan ketika memberi, menyumbang, atau membantu saudara kita yang kurang mampu, atau pondok pesantren yang memperjuangkan agama. Atau lembaga kemanusiaan lain di dunia... Maka kita masuk golongan orang pecinta akhirat.

Kalimat Mutiara Seorang Emha




“Wis anggaplah aku ini kafir fir...
terus opo hakmu utowo hak wong liyo terhadap aku...
Iki menyangkut martabat manusia....
Mengenai benar kafir tidak orang itu....
wilayahnya Allah.....
Urusan sesrawung antar manusia ...
adalah ojo nuding-nuding wong,...
itu merendahkan dan menyakiti hatinya....

Sedang di dalam Islam ....
sangat dilarang menyakiti hati orang lain....
Wis anggaplah misalnya Gus Dur itu antek Yahudi....
terus kalian mau apa.....
Apakah kalian yakin ....
bahwa saya muslim ...
Dari mana kalian tau saya muslim?
Kalau ternyata saya hanya akting?
Kalau darah saya halal....
wis gek ndang dipateni ....
dan okeh sing kudu dipateni....

Allah saja masih memiliki ruang ....
barangsiapa mau beriman maka berimanlah....
barangsiapa mau kufur...  silakan kufur.....
Maka....  kepada orang yang kita anggap sesat ...
atau kufur.... mbok wis didongakke wae ...
supaya diberi hidayah oleh Allah...
Jangan dituding-tuding...
Itu menghina martabat manusia...
Musuh kita adalah kesempitan ....
dan kedangkalan berpikir...
koyo JARAN....
Anda semua hakoyoombo...
dandan jembar pikirane....
Harus mengerti kiasan...
dan konteks-konteks....

Makanya...
sebelum omong banyak tentang Islam....
yuk belajar dulu jadi manusia....
Manusia yang manusia itu melu keroso loro (sakit)...
kalau ada manusia lainnya disakiti hatinya....
Bahkan kalau kita menyakiti orang lain ...
aslinya kita sendiri juga merasa sakit....
Manusia yang jembar dan murni ...
itu sesungguhnya pandai merasa (rumongso/ngroso)...

Rasulullah saja ketika diprotes sahabat ...
tentang Bilal yang tak bisa mengucap huruf Syin....
kok malah dipilih sebagai muadzin...
justru menjawab...  pokoknya ...
kalau kalian mendengar dia mengucap sin....
padahal yang harusnya syin....
Itu maksudnya syin.....
     Itulah kearifan Rasulullah...
Kalau kalian tidak menerima hal ini....
berarti kamu menghina orang celat....
Bisa kualat kita ...

semoga tidak gagal paham .. (dikutip dari Quote MH Ainun Najib )

MH Ainun Najib


Peringatan Habib Umar bin Hafidz untuk Wanita Muslimah

Assalamualaikum Warohmatullah WabarokatuhWabarokatuh.

Alhamdulillah, atas jutaan nikmat Allah yang masih kita rasa dan terima hingga sepersekian detik dan saat ini. Dari helai nafas, keringat, mata dan lain sebagainya yang tak pernah dapat kita hitung

Shalawat serta salam senantiasa tersampaikan kepada Ar Rauf dan Ar Rahim Maulana Sayyidina Muhammad Saw. Sebanyak detak jantung manusia dan makhluk seluruh semesta dari awal sampai kelak di hari kiamat.

Apa yang di tulis disini semoga Allah menurunkan manfaat kepada kita semua. Amin.


Habib Umar bin Hafidz berpesan :

"Apakah kalian tidak tahu cara perkawinan Sayyidatina Fatimah Zahra bagaimana?"
Menggunakan tata cara siapa?
Sejarah Sayyidatina Fatimah az-Zahra telah terhapus di benak kalian.
Apakah kalian melihat diri kalian lebih agung dari beliau?
Apa saja yang dipersiapkan Rasulullah SAW untuk perkawinan putri beliau?
Dengan cara begitu, apakah turun derajat Sayyidatina Fatimah?
Di akhirat nanti, seluruh wanita, sejak awal penciptaan hingga akhir, akan menundukkan kepalanya karena beliau akan melalui jalan cahaya.
Ketika di padang mahsyar, akan terdengar suara dari Arasy Allah, tundukkan kepala kalian dan pejamkan mata kerana Fatimah binti Muhammad SAW akan melalui Sirat.
Apakah kalian tidak ingin berada di belakang beliau, melalui di Sirat bersama beliau dan mengikuti beliau?
Kalian telah menukar beliau dengan lainnya.
Ketika Rasulullah SAW ditanya, apa yang terbaik bagi wanita?
Sayyidatina Fatimah yang menjawab, "Yang terbaik bagi wanita adalah tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki." Kemudian Rasulullah SAW mencium kening Sayyidatina Fatimah dan mendoakan beliau agar Allah SWT memberkati anak keturunannya.
Ya Mu’minah...
Ingatlah,, kerana suatu peringatan itu bermanfaat.
Jauhilah adat-adat (barat) yang fana tersebut dan jangan memaksakan diri sampai-sampai berhutang.
Seperti di dalam hadis Rasulullah SAW, Barang siapa yang memakai pakaian untuk ditunjuk atau dipamerkan maka di akhirat nanti akan dihinakan oleh Allah SWT.
Janganlah berbangga dengan pakaian sutera dan emas, sesungguhnya orang kafir diberi Allah SWT kenikmatan dunia, namun itu adalah kenikmatan yang fana. mengikuti Sayyidatina Fatimah Al-Batul Az-Zahra lebih mulia.

(Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz)

Sedikit keterangan, suatu hari di zaman Nabi Muhammad, Sayyidah Fatimah tengah berdiri menghadap keluar rumah, melihat lewat jendela, di luar ada ramai orang melayat membawa jenazah yang dulu itu hanya di gotong saja tanpa memakai alat apapun.
Kemudian, tidak lama berselang beliau tiba-tiba menangis sedih sekali, sangat memelas tangisan itu hingga terdengar oleh Sayyidah Asma binti Abu Bakr. Lalu Asma bertanya mengenai tangisan pilu itu. Lalu beliau menjawab, "Aku melihat jenazah di bawa ke kuburnya dengan hanya berbalut kafan lalu di angkat oleh orang-orang. Apa jadinya jika aku meninggal dunia, kemudian aku di kafani, lalu tubuhku di angkat dan di pegang oleh laki-laki lain. Alangkah malunya aku. Sambil menangis sedih beliau bercerita kepada Asma'. Kemudian beliau berpesan, Wahai Asma, jika nanti aku meninggal, maka aku berwasiat agar jenazahku di taruh di dalam keranda.

Betapa luar biasa rasa malu yang beliau miliki. Betapa agung akhlak sang putri Rasulullah.
Coba bandingkan dengan kebanyakan wanita zaman sekarang. Kebanyakan mereka bahkan tidak lagi memiliki rasa malu sedikitpun.

Sungguh dari Allah hidayah dan taufiq.
Wassalam.

Bukankah kita bagian dari tanah gersang!?



Kita berkelakar dalam kelebat bayang yang tak tampak,
lalu terkecoh pada duka lara dan amarah yang rumit
Sedang pikiran menghantui ruh-ruh dari bumi yang mati

Kita buka lembaran-lembaran kertas tahun lalu
Segala paradigma melelehkan helai-helai makna
Melupa mata air kearifan dan hakikat rasa

Kemana perginya angin ?

Lalu di tepi rasamu yang sunyi
Kita eja bait-bait puisi  yang memanusiakan manusia
merenungi baris-baris doa dengan energi tanpa batas
dan memimpikan oase di tengah panas membakar

Ketidakseimbangan itu berakhir bumerang
Karena jiwa-jiwa di rundung cemas yang usang
Atas cinta-cinta yang akan pergi menghilang

Bukankah kita bagian dari tanah gersang!?

Tetapi sesaat kemudian memusuhi maut yang siap menghadang

Februari 2011
Dalam buku “Gemulai Tarian Naz”

Http://riniintama.wordpress.com
Http://jendelasastra.com

Minggu, 29 Maret 2015

Manusia Utama


Beta selalu menggemari pemandangan lantang: di

pinggir laut yang luas, di puncak gunung yang tinggi.

Dan sekarang beta berdiri di tengah padang yojana:

sejauh mata memandang ruang lapang, diatas mem-

bentang gelanggang awan terbang.

Disini dada kurasa limpah ruah, darah mengalir

berbusa-busa, tenaga mekar tiada berhambat.

Tuhan menjadikan manusia penguasa seluruh buana:

matanya tembus menerus segala adangan, telinganya

menangkap segala getaran, langkahnya melewati segala

watas dan tangannya menjingkau ke balik angkasa.

Dan hanyalah ketakutannya sendiri yang menjadikan

makhluk itu ulat papa tiada berdaya.

Beribu tali dibelitkannya sekeliling badannya, se-

hingga akhirnya ia tiada dapat bergerak lagi.

Picik matanya akan rahasia alam dan takutnya akan

mati disucikannya menjadi agama. Malasnya berpikir

dan menyelidiki dinamakannya percaya.

Takutnya bertanggung jawab disembunyikannya di

balik nasib. Ngerinya berjalan sendiri dipalutnya dengan

keluhuran sepuhan adat.

Dan akhirnya tertutuplah sekalian kemungkinan alam

yang luas baginya dalam kepompong gelap yang di-

jalinnya sendiri …….

Sedangkan bagi kepompong ulat, makhluk yang lata

itu, alam menjanjikan kemuliaan dan kemegahan, telah

sepatutnya bagi kepompong manusia, makhluk utama

yang lengkap berakal dan berbekal itu, hanya teruntuk

kehinaan dan kemelaratan.

Sebagai hukuman akan kealpaannya terhadap pen-

jelmaan kebesaran dan kekuasaan Tuhan dalam dirinya.

4 Mei 1944

Dari: Majalah Pembangunan, Tahun I, No. 2, 25 Desember 1945

Sabtu, 28 Maret 2015

Cara Cucu Rasulullah Memberi Nasihat kepada Orang yang Lebih Tua


Sayidina Hasan dan Sayidina Husain suatu ketika melihat seseorang sedang berwudhu. Sayangnya, cara wudhu orang tersebut tidak sempurna, tidak sesuai dengan tuntunan agama.

Kedua cucu baginda Nabi SAW yang tengah beranjak remaja itu pun berpikir tentang cara mengoreksinya secara bijak. Mereka tak ingin menyinggung dan berharap pesan nasehatnya dapat diterima dengan lapang dada.

Salah seorang dari keduanya akhirnya mengatakan kepada orang tersebut, ”Wahai paman, saya dan saudara saya beda pendapat mengenai siapa di antara kami yang paling benar dan bagus cara wudhunya. Kami minta tolong paman untuk menilai kami, siapa yang terbaik wudhunya!”

Orang itu setuju. Hasan dan Husain lantas berwudhu sementara ia memperhatikan satu persatu dengan seksama, disertai rasa kagum akan cara wudhu dua anak dimaksud. Saat itu, ia beruntung karena mendapatkan pelajaran praktik dari kedua anak itu. Pelan-pelan kesadarannya tumbuh bahwa ia telah melakukan kesalahan.

Setelah Hasan dan Husain selesai “lomba berwudhu” tiba saatnya untuk menentukan pemenangnya. ”Wudhu kalian berdua sangat istimewa,” kata orang itu sembari tersenyum seolah mengucapkan terima kasih.

Tidak ada pemenangnya. Memang tujuannya bukan untuk mencari pemenang.

Apapun situasinya, nasihat-menasihati merupakan prinsip esensial dalam Agama. Sayangnya prinsip ini semakin luntur, karena banyak orang yang “berat” menasihati orang lain dan banyak pula orang yang merasa “berat” untuk menerima nasihat.

Tampaknya, dibutuhkan kiat yang tepat untuk menyampaikan nasihat, dan tidak harus selalu diungkapkan secara tersurat, seperti yang dilakukan dua pemuda ahli surga tadi. Formatnya barangkali tidak menasihati walaupun secara tersirat kandungannya adalah nasihat.

Saya teringat saat belajar di salah satu madrasah ibtidaiyah di Jakarta. Saat itu saya belum mengerti kenapa setiap akan pulang sekolah guru-guru kami meminta semua siswa menutup pelajaran dengan membaca surat “Al-Ashr”. Rupanya para sahabat Rasul SAW, tabiin dan generasi sesudahnya mempunyai kebiasaan mengakhiri majelis atau pertemuan mereka dengan membaca surat tersebut. Surat al-Ashr yang berisikan deklarasi kerugian manusia, kecuali mereka yang beriman, melakukan amal saleh, saling nasihat-menasihati dalam kebenaran dan saling nasihat-menasihati dalam kesabaran.




Amiruddin Thamrin
Mustasyar PCINU Suriah

SELALU HIDUP





Dan ketika aku melihat dari kebunku kebawah

ke sawah tunggul jerami di tanah yang rekah,

dan dari sana memandang ke bukit kering merana,

terus ke hutan hijau dibaliknya,

sampai ke gunung yang permai bersandar di langit biru,

maka masuklah bisikan kedalam hatiku:

Hidup ialah maju bergerak,

selalu, selalu maju bergerak,

gembira berjuang dari tingkat yang satu ke tingkat

yang lain.

…………………………………..

Topan, datanglah engkau menyerang!

Malang, datanglah engkau menghalang!

Kecewa, engkaupun boleh datang mendera!

Badanku boleh terhempas ke bumi!

Hatiku boleh hancur terbentur!

Wahai, teman, besi baja yang keras

hanya dapat ditempa dalam api yang panas.

Dan Tuhan,

berikan aku api senyala-nyalanya!



Tiap-tiap beta keluar dari nyalamu,

terlebur dalam bakaran apimu,

nampak kepada beta:

Dunia bertambah jelita!

Diriku bertambah terkurnia!

Dan engkau, Tuhan, bertambah mulia!

21 Agustus 1937

Dari: Pujangga Baru, 1937



HIDUP DI DUNIA HANYA SEKALI

Mengapa bermenung mengapa bermurung?

Mengapa sangsi mengapa menanti?

Menarik menunda badai dahsyat

seluruh buana tempat ngembara

Ria gembira mengejar berlari

anak air di gunung tinggi

memburu ke laut sejauh dapat

Lihat api merah bersorak

naik membubung girang marak

mengutus asap ke langit tinggi!



Mengapa bermenung mengapa bermurung?

Mengapa sangsi mengapa menanti?

Hidup di dunia hanya sekali

Jangkaukan tangan sampai ke langit

Masuk menyelam ke lubuk samudra

Oyak gunung sampai bergerak

Bunyikan tagar berpancar sinar

Empang sungai membanjiri bumi

Aduk laut bergelombang gunung

Gegarkan jagat sampai berguncang

Jangan tanggung jangan kepalang



Lenyaplah segala mata yang layu

Bersinarlah segala wajah yang pucat

Gemuruhlah memukul jantung yang lesu

Gelisahlah bergerak tangan

Terus berusaha selalu bekerja



Punah

Punahlah engkau segala yang lesu

Aku hendak melihat

api hidup dahsyat bernyala,

menyadar membakar segala jiwa.

Aku hendak mendengar

jerit perjuangan garang menyerang

langit terbentang hendak diserang.

Aku hendak mengalami

bumi berguncang orang berperang

Urat seregang mata menantang

12 Januari 1938

ST Alisjahbana.
Jendela Puisi

7 Kelebihan Buku di bandingkan Gadget


“A home without books is a body without soul”
- Marcus Tullius Cisero -

Ngapain punya buku kalo semua bisa lo dapetin dari gadget. Dengan smartphone atau tablet yang lo punya, lo bisa ngedapetin semua yang lo mau mulai dari berita, hiburan, artikel dan lain-lain. Bahkan lo bisa membeli buku lewat e-book yang simpel dan harga yang murah. Tapi kenapa masih banyak penulis yang mengandalkan buku sebagai media promosinya? Ternyata masih banyak yang bilang buku masih lebih baik dibanding dengan gadget. Hmmm…kira-kira apa yah alasannya?


1. Dengan Gadget, Lo Gak Akan Ngerasain Yang Namanya Sensasi di Toko Buku




Pernah gak ke toko buku? atau paling ngga ngeliat jejeran buku yang dipajang di sana? Trus kita asik melihat cover-cover buku yang beragam yang bisa bikin tertarik buat ngebaca sekilas trus membeli. Belum lagi banyaknya buku lama yang dijual terbatas dan kadang harus rebutan dengan calon pembeli lainnya. Atau iseng-iseng ngebaca beberapa halaman setiap buku sebelum dimarahin sama penjaga toko. Itulah beberapa sensasi pas lagi di toko buku dan gak bisa dirasain sama orang yang ngebaca buku cuman lewat dari halaman yang di-slide dan ngeliat review dari layar gadget.

Quote:
2. Dengan Buku, Mata Lo Jauh Lebih Sehat
Spoiler for gambar



Banyak yang bilang kalo sering menggunakan smartphone atau tablet bikin mata lo rusak. Apalagi jika digunakan buat membaca ratusan halaman lewat e-book. Dengan buku membuat mata lo jauh lebih baik bila dibandingin dengan membaca lewat smartphone yang ukurannya lebih kecil atau tablet atau kindle yang membuat mata lo jadi pegel karena cahayanya.


3. Buku Ngejauhin Lo Dari Rutinitas Bersama Gadget




Sadar atau ngga, dari bangun tidur sampe tidur lagi mata dan tangan kita gak pernah jauh dari smartphone. Apa jadinya kalo hobi lo akan membaca disalurin lewat e-book? Lo akan mengalami yang namanya jadi zombie dan makin gak peduli dengan keadaan sekitar. Makanya dengan adanya buku, kebiasaan lo dengan gadget akan berkurang. Lo akan menikmati gimana rasanya hidup tanpa smartphone dan lebih menghargai yang namanya hidup.


4. Lo Gak Akan Terganggu Dengan Notifikasi Yang Mengganggu




Pernah gak lagi serunya nonton film favorit lo di bioskop terus tiba-tiba denger bunyi ringtone atau nada getar di saku? bikin kesel kan? Nah sama aja dengan ngebaca novel atau buku favorit lo. Lagi asik dan serunya tiba-tiba ada notif dari pak bos atau temen lo yang menggangu. Jangan-jangan cuman notif dari sosial media yang lo aktifin. Coba deh sekali-kali lo baca buku, trus matikan notif gadget lo. Lo akan ngalamin betapa indahnya waktu me time lo dengan sebuah buku dan gak keganggu dengan dunia luar.


5. Dengan Buku, Ruangan Lo Jadi Lebih Keren



Ada perasaan puas dan kebanggaan sendiri ketika rumah lo berisi dengan puluhan buku yang berjejer atau bertumpuk. Yup, rumah atau kamar lo akan jauh lebih indah dengan adanya buku. Buku yang bertumpuk dengan berbagai jenis akan mencerminkan karakter lo. Terlebih, buku yang lo pajang akan dibuka oleh pengunjung rumah lo dan membuat mereka betah di rumah. Belum lagi ketika anak lo nanti juga ketularan membaca buku karena pajangan yang telah lo bikin dari buku.


6. Lo Gak Perlu Takut Lagi Kehabisan Batere




Lagi seru-serunya baca eh tiba-tiba batere gadget lo abis, padahal lagi ada di luar kayak coffee shop atau di taman. Pasti malesin. Lain ceritanya kalo lo membaca lewat buku. Kita ini manusia, bukan robot yang gak bisa hidup kalo gak ada colokan. Dengan buku kita akan menggunakan smartphone se-efektif mungkin dilihat dari kegunaan, yah kayak berkomunikasi jarak jauh atau hal penting lainnya.


7. Dengan Buku, Lo Akan Jauh Lebih Menarik




Akui aja deh, kalo ada orang yang suka membaca buku akan jauh lebih menarik dan keren. Apalagi kalo dibandingin dengan orang yang cuman mandangin gadgetnya doang. Katanya dengan memegang buku, lo akan tau karakter orang lewat judul bacaan yang dia bawa. Terlebih ia adalah orang yang selalu ingin tahu dan mencari sesuatu lewat sebuah buku. Wah jadi makin banyak yang naksir deh.

Kalo bukan kita yang membiasakan buku, bisa-bisa generasi nantinya gak akan tau apa itu buku. Tinggal jadi sejarah kayak disket dan kaset.

Sumner http://m.kaskus.co.id/thread/54f415babccb17071a8b456ck

Bagaimana Kalau


Bagaimana kalau dulu bukan khuldi yang dimakan Adam,
tapi buah alpukat,
Bagaimana kalau bumi bukan bulat tapi segi empat,
Bagaimana kalau lagu Indonesia Raya kita rubah,
dan kepada Koes Plus kita beri mandat,
Bagaimana kalau ibukota Amerika Hanoi,
dan ibukota Indonesia Monaco,
Bagaimana kalau malam nanti jam sebelas,
salju turun di Gunung Sahari,
Bagaimana kalau bisa dibuktikan bahwa Ali Murtopo, Ali Sadikin
dan Ali Wardhana ternyata pengarang-pengarang lagu pop,
Bagaimana kalau hutang-hutang Indonesia
dibayar dengan pementasan Rendra,

Bagaimana kalau segala yang kita angankan terjadi,
dan segala yang terjadi pernah kita rancangkan,
Bagaimana kalau akustik dunia jadi sedemikian sempurnanya sehingga di
kamar tidur kau dengar deru bom Vietnam, gemersik sejuta kaki
pengungsi, gemuruh banjir dan gempa bumi sera suara-suara
percintaan anak muda, juga bunyi industri presisi dan
margasatwa Afrika,
Bagaimana kalau pemerintah diizinkan protes dan rakyat kecil
mempertimbangkan protes itu,
Bagaimana kalau kesenian dihentikan saja sampai di sini dan kita
pelihara ternak sebagai pengganti
Bagaimana kalau sampai waktunya
kita tidak perlu bertanya bagaimana lagi.
1971
Taufik Ismail 

Nyanyian Tua Gila Untuk Sika Sure Jelantik


Kalau dendam membakar hati
Kalau dendam membakar pikiran
Kasih indah di masa muda seolah api
Membakar asmara menjadi ajang kematian

Kalau hati berselimut dendam
Kalau darah di bakar amarah
Lautan cinta menjadi padang maut
Padang asmara menjadi neraka kematian

Tidakkah ada lagi kasih sayang di hati manusia
Tidakkah ada lagi seberkas kenangan indahnya
Asmara di hati insan
Apakah hidup kini hanya, dibatasi garis bara api

Yang benar dan yang salah
Yang sengsara dan yang sesat
Kalau kematian memang sudah di depan mata
Kalau malaikat maut memang sudah unjukkan diri
Lalu manusia bertindak sebagai wakil pencabut nyawa

Alangkah sedihnya nasib dunia
Alangkah sengsaranya nasib umat manusia
Tangis dan air mata bukan lagi penyejuk hati
Ratap minta pengampunan bukan  lagi pelebur amarah

Datanglah maut datanglah kematian
Dekap tubuh tua penuh dosa ini erat-erat dalam pelukanmu yang paling ganas
Kematian datangnya hanya sekejap
Sengsara tetap berbekas sampai kiamat.
Sumber : Kitab Asmara Darah Tua Gila


Jumat, 27 Maret 2015

Kepada Kaum Mistik

I

Engkau mencari Tuhanmu di malam kelam

Bila sepi mati seluruh bumi

Bila kabur menyatu segala warna

Bila umat manusia nyenyak terhenyak

Dalam tilam, lelah lelap.

Tahulah aku, Tuhanmu Tuhan diam kesunyian!



Tetapi aku bertemu Tuhanku di siang-terang

Bila dunia ramai bergerak

Bila suara memenuhi udara

Bila nyata segala warna

Bila manusia sibuk bekerja

Hati jaga, mata terbuka

Sebab Tuhanku Tuhan segala gerak dan kerja



Aku berbisik dengan Tuhanku

dalam kembang bergirang rona

Aku mendengar suara Tuhanku

dalam deru mesin terbang diatas kepalaku

Aku melihat Tuhanku

dalam keringat ngalir orang sungguh bekerja



II

Berderis decis jelas tangkas

Tangan ringan tukang pangkas

Menggunting ujung rambutku

Jatuh gugur bercampur debu



Aku melihat Tuhanku Akbar

Ujung rambut di tanah terbabar

Teman, aku gila katamu?

Wahai, kasihan aku melihatmu



Mempunyai mata, tiada bermata

Dapat melihat, tak pandai melihat

Sebab beta melihat Tuhan di mana-mana

Diujung kuku yang gugur digunting

Pada selapa kering yang gugur ke tanah

Pada matahari yang panas membakar

19 Okt 1937 Sutan Takdir



Kamis, 26 Maret 2015

Kalah dan Menang

Tidak, bagiku tidak ada kalah dan menang!
Sebab kuputuskan, bahwa kemenangan sudah
pasti untukku saja. Kalah tinggal pada mereka yang lain:
Yang mengeluh bila terjatuh,
Yang menangis bila teriris,
Yang berjalan berputar-putar dalam belantara
*
Di padang lantang yang kutempuh ini,
aku tak mungkin dikalahkan:
Sebab disini jatuh sama artinya dengan bertambah
kukuh berdiri.
Tiap-tiap pukulan yang dipukulkan berbalik berlipat
ganda kepada sipemukul.
Malahan algojoku sekalipun yang akan menceraikan
kepalaku dari badanku, akan terpancung sendiri seumur
hidupnya:
Melihat mataku tenang menutup dan bibirku berbunga
senyum.

Sutan Takdir Alisyahbana
4 Mei 1944
Dari: Majalah Pembangunan, Tahun I, No. 2, 23 Desember 1945.
Jendela sastra

Seindah Ini


Tuhan,
Terdengarkah kepadamu
himbau burung di hutan
sunyi meratapi siang di senja hari?

Remuk hancur rasa diri
memandang sinar lenyap menjauh
di balik gunung.
Perlahan-lahan turun
malam menutupi segala pandangan.

  *
Menangis,
menangislah hati!
Wahai hati, alangkah sedap
nikmatnya engkau pandai menangis!

Apa guna kutahan, apa guna kuhalangi?

Aku terima kasih kepadamu,
 Tuhan, memberiku hati
tulus-penyerah seindah ini:

Sedih pedih menangis, waktu menangis!
Girang gembira tertawa, waktu tertawa!
Marak mesra bercinta, waktu bercinta! 
Berkobar bernyala berjuang, waktu berjuang!

10 Agustus 1937
Dari: Pujangga Baru, Agustus, 1937