Kamis, 26 Maret 2015
Seindah Ini
Tuhan,
Terdengarkah kepadamu
himbau burung di hutan
sunyi meratapi siang di senja hari?
Remuk hancur rasa diri
memandang sinar lenyap menjauh
di balik gunung.
Perlahan-lahan turun
malam menutupi segala pandangan.
*
Menangis,
menangislah hati!
Wahai hati, alangkah sedap
nikmatnya engkau pandai menangis!
Apa guna kutahan, apa guna kuhalangi?
Aku terima kasih kepadamu,
Tuhan, memberiku hati
tulus-penyerah seindah ini:
Sedih pedih menangis, waktu menangis!
Girang gembira tertawa, waktu tertawa!
Marak mesra bercinta, waktu bercinta!
Berkobar bernyala berjuang, waktu berjuang!
10 Agustus 1937
Dari: Pujangga Baru, Agustus, 1937
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar