oleh Ar-Riyaadhun Nadzrah pada 5 April 2012 pukul 13:24 ·
Dari sumber PP. Sunniyah Salafiyah Pasuruan Jawa Timur
Dari sumber PP. Sunniyah Salafiyah Pasuruan Jawa Timur
Salah
satu hadits menceritakan mengenai peristiwa di belahnya dada Rasul. Dalam
hadits tersebut dikatakan bahwa ketika dada Rasul dibelah, malaikat mensucikan hati
Nabi dan mengeluarkan bagian syaitan yang ada di alamnya.
Pertanyaan :
Nabi
adalah seorang yang sempurna kema'shumannya. bukankah tak layak dalam hati
manusia ma'shum terdapat bagian bagi syaitan?
Kami Menjawab :
Sebenarnya,
dikeluarkannya bagian syaitan dari hati Nabi di usia beliau yang masih belia
justru merupakan bukti kesempurnaan penjagaan (ishmah) Allah terhadap beliau.
Terlebih jika kita fahami bahwa maksud bagian syaitan yg dikeluarkan dari hati
Nabi tersebut bukanlah bagian yang menjadi tempat syaitan menggoda Nabi. Akan tetapi
bagian syaitandari rahmat Nabi (Kitab Al Insanul kamil Juz 1 Hal 34) sabab
Nabi di utus sebagai rahmat lil alamin...
Dengan demikian Nabi
punya sifat rahmat (kasih) pada seluruh alam ini termasuk syaitan. Rahmat Nabi
pada syaitan inilah yg di keluarkan oleh malaikat dari hati beliau..
Dengan demikian maka
tidak ada hal yang di persoalkan lagi mengenai hal ini.
Lantas
mengapa dada Nabi mesti di belah? padahal mudah saja Allah untuk tidak
melakukan itu langsung mengeluarkan saja tanpa proses pembelahan?
Hikmah
kejadian ini adalah untuk menumbuhkan sifat berani dan kekuatan iman dalam diri
Rasul. karena tiap kali dadanya di belah, beliau lihat secara langsung dan
ternyata tidak berdampak apapun pada tubuhnya. Hal ini menguatkan iman beliau
bahwa Allah selalu menjaganya. Oleh karenanya Rasul tumbuh menjadi manusia paling
berani.dan tidak ada yang di takutinya kecuali Allah saja...(Rudd Syubhat Hauli Ishmatun
Nabi Saw Juz 1 hal 111) (Tafsir Haqqy Jus 4 hal 377) (Nadzam Addror lilbaqa'iy
juz3 hal 327)
Adapun
terulangnya pembelahan dada ini 3x, yaitu saat Nabi masih kecil, adalah agar Nabi
tumbuh dalam keadaan terjaga dari syaithan. Kedua saat nabi diangkat menjadi Rasul,
adalah agar Beliau dapat menerima wahyu dengan kesucian dan kekuatan hati yang sempurna. Dan yang ketiga adalah saat mi'raj agar beliau mampu bertemu dengan Allah. (Tafsir al
Baghawy juz 5 hal 60) (nadzm Adduror Al Baqa'i juz 2 hal 38) (tafsir haqqy juz
8 hal 98) (Rudd Syubht Hauli Ishmatun Nabbi Saw juz1 hal 107).
Sedangkan
ungkapan dalam maulid Habsyi yang artinya "Tidaklah para malaikat
mengeluarkan dari hati Nabi kotoran melainkan mereka menambahkan kesucian dalam
hati Nabi yang suci."
Ini
tidaklah bertentangan dengan bahasan sebelumnya, karena Habib Ali Al Habsyi tidak
menafikan pengeluaran sesuatu dari hati Nabi. Buktinya sebelum bait ini tertera
kalimat yang artinya "Kemudian mereka keluarkan dari hati Nabi apa yang mereka
keluarkan, dan meletakkan di dalamnya rahasia-rahasia ilmu dan hikmah yg mereka letakkan
didalamnya.
Jelas
tidak ada pertentangan ungkapan ini dengan ungkapan di atas. Memang malaikat
mengeluarkan sesuatu tapi bukanlah itu kotoran melainkan rahmat beliau kepada syaitan bukan cuma itu, setelah dikeluarkannya hal tadi, malaikatpun memasukan ke dalam
hati Nabi itu dengan rahasia-rahasia keilmuan seluruhnya sehingga bertambah sucilah hati Nabi yang suci itu.
Wallahu a'lam bisshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar